Mekongganews.id, KOLAKA – Pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dinilai berpotensi mempengaruhi harga dan pasar nikel global, terutama jika Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Umum (Sekum) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey, dalam sesi wawancara seusai Peluncuran Simbara di Jakarta, Senin (22/7/2024).
“Trump mengatakan, jika menang dalam pemilihan presiden, dia akan mencabut mandat kendaraan listrik. Ini akan berdampak besar, meskipun tidak terlalu signifikan, terhadap industri mikro dan industri otomotif konvensional akan tetap berjalan. Hal ini pasti akan berdampak pada harga nikel,” ujar Meidy.
Selain itu, Meidy menjelaskan bahwa industri nikel saat ini sudah mengalami oversupply dan ada penarikan stok besar-besaran. Tantangan tambahan datang dari Eropa yang terus mengkritik terkait “dirty nickel” dan penilaian ESG (Environment, Social, and Governance).
“Dengan kondisi oversupply ini, kami berharap pemerintah segera merilis aturan moratorium untuk tidak mengundang lagi investasi pirometalurgi. Kita harus mendukung industri yang sudah ada, tetapi tetap mengundang teknologi hidrometalurgi untuk menjaga cadangan kita,” jelasnya.
Sekum APNI juga menyoroti bahwa harga nikel di pasar global sangat dipengaruhi oleh kebijakan luar negeri dan perdagangan internasional.
“Kita tidak bisa mengontrol harga, itu adalah ketentuan dunia. Namun, dengan adanya kebijakan baru dari Trump, jika dia terpilih kembali, ini bisa menurunkan harga nikel secara global. Trump adalah seorang pengusaha yang selalu memikirkan keuntungan untuk negaranya. Jika kondisi kendaraan listrik (EV) tidak memberikan manfaat yang signifikan, ia mungkin akan memprioritaskan industri konvensional terlebih dahulu,” tambahnya.
Meidy juga menyebut bahwa dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China, Indonesia tidak boleh hanya menggantungkan diri pada satu negara.
“Kita harus menggandeng negara lain seperti Eropa dan Australia. Jangan hanya fokus pada China. Dengan diversifikasi pasar, kita dapat menjaga stabilitas ekonomi kita,” pungkasnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa kebijakan global, terutama dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, memiliki pengaruh signifikan terhadap industri nikel Indonesia.
Kebijakan yang diambil Trump bisa membawa dampak positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana pemerintah dan industri nikel Indonesia menyikapinya. (*)