Mekongganews.id, KOLAKA-Panglima Kodam (Pangdam) XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno, menyatakan dukungan penuh terhadap investasi smelter ‘Merah Putih’ yang dikelola oleh PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group). Dalam kunjungannya ke lokasi smelter di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, pada Jumat (14/3),
Pangdam mengungkapkan kebanggaannya terhadap proyek yang sepenuhnya digerakkan oleh pengusaha nasional ini. “Kita bangga karena 100% pekerjanya dari bangsa sendiri dan kebanyakan masyarakat lokal,” ujar Mayjen Windiyatno.
Ia menekankan bahwa langkah Ceria Group merupakan implementasi Asta Cita dari program hilirisasi mineral yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas), Pangdam bertanggungjawab untuk memastikan stabilitas keamanan dan kelancaran operasional serta keberlanjutan industri smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group yang akan segera beroperasi.
Pangdam juga mengapresiasi implementasi Good Mining Practice serta prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan secara konsisten oleh Ceria Group, termasuk business process Ceria sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang telah bersiap menjadi global player untuk memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik (EV).
Mayjen Windiyatno memberikan perhatian khusus kepada kontribusi Ceria dalam industri pertambangan nasional, yang mendukung hilirisasi mineral dalam negeri. Ia juga mengapresiasi komunikasi yang baik antara Ceria Group dan aparat keamanan.
“Saya ucapkan terima kasih atas kesempatan untuk bersilaturahim dengan Ceria. Saya melihat bahwa Ceria telah menjalankan operasionalnya dengan sangat baik, terutama dalam menciptakan rasa memiliki bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Pangdam berpesan kepada seluruh stakeholder untuk menjaga eksistensi Ceria Group di daerah tersebut. “Kami sangat bangga melihat tenaga kerja lokal yang ada di sini yang merupakan masa depan bangsa. Kami dari TNI akan terus berkomitmen untuk membantu menjaga keamanan wilayah IUP Ceria serta memperkuat koordinasi yang telah terjalin dengan baik,” tegasnya.

Direktur Operasional PT Ceria Nugraha Indotama Yusram Rantesalu dalam kesempatan itu kembali menekankan, smelter ‘Merah Putih’ secara keseluruhan merupakan modal dari Indonesia. Begitupun 100% yang menjalankan smelter adalah tenaga kerja Indonesia.
“Di Indonesia ada 147 smelter dan hanya satu punya anak bangsa yakni smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria. Ini harusnya menjadi kebanggaan nasional,” katanya.
Yusram menegaskan, keberadaan smelter ‘Merah Putih’ hendaknya diberikan apresiasi, dijaga, dan dilindungi, sebab ada anak bangsa yang mencoba berdikari, berkarya di negerinya sendiri.
Selain itu, smelter ‘Merah Putih’ juga merupakan bagian dari Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dari 8 poin Asta Cita, 3 di antaranya ada di smelter ‘Merah Putih’, yakni hilirisasi, peningkatan tenaga kerja, dan menumbuhkan ekonomi dari desa.
“Tiga Asta Cita ada di sini. Karena itu, perlu dijaga dan dilindungi, sehingga kegiatan operasional berjalan dengan baik, lancar, dan aman, demi negara Indonesia tercinta,” kata Yusram.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President & Corporate Affair Director PT Ceria Djen Rizal memaparkan fasilitas pusat peribadatan berupa dua masjid yang berdiri di dalam wilayah IUP PT Ceria, yakni masjid An Naml dan masjid Al Fatih, yang menggambarkan tujuan utama Insan Ceria untuk senantiasa menggenapi tujuan hidupnya dalam mendapatkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat.
Kehadiran kedua masjid ini, kata Djen Rizal, merupakan wujud nyata dari komitmen PT Ceria Nugraha Indotama dalam mendukung kegiatan keagamaan dan sosial di wilayah operasional perusahaan.
Masjid itu bukan hanya sekadar bangunan fisik simbol keagamaan namun juga lambang kedisiplinan, kekompakan, kerapihan kebersamaan, semangat gotong royong, serta upaya perusahaan menjaga kesejahteraan spiritual karyawannya.
“Hal ini merupakan kewajiban Ceria dalam memastikan aspek Environment, Social, dan Governance (ESG) terimplementasi dengan baik dan terus berkelanjutan,” kata Djen Rizal.