Mekongganews.id, KOLAKA – Ekonom tersohor dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, telah berpulang pada usia 65 tahun.
Faisal mengembuskan napas terakhirnya saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta, pada Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB.
Faisal Hasan bin Basri Batubara, begitu nama lengkapnya, dikenal luas sebagai sosok kritis terhadap kebijakan pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi dan politik.
Selama lima tahun terakhir, kritik-kritik Faisal kerap mencuat di berbagai forum publik, mulai dari stasiun televisi, media massa, media sosial, hingga blog pribadinya, yang dapat diakses di laman: faisalbasri.com.
Meskipun sering melontarkan kritik, Faisal selalu mengedepankan argumen-argumen ilmiah yang bersifat membangun, dengan tujuan memperbaiki kondisi bangsa.
Pemikiran dan pandangannya tertuang dalam banyak tulisan di blog pribadinya, yang ia mulai sejak 2013.
Tulisan terakhir yang diunggah oleh Faisal di blognya berjudul Rumah Indonesia, Rumah Kita. Tulisan tersebut pertama kali ditulis pada 9 Desember 2023 dan diperbarui pada 18 Agustus 2024.
Dalam tulisan yang menyerupai puisi tersebut, Faisal menyuarakan kegelisahannya terhadap kondisi Indonesia dan pentingnya menjaga persatuan di tengah ancaman terhadap keadilan sosial dan ekonomi bangsa.
Rumah Indonesia, Rumah Kita
Indonesia adalah Rumah Kita
Tempat bermukim buat semua
Tak membedakan suku, warna kulit, agama, dan asal muasal
Untuk merajut asa wujudkan Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera
*
Kita berbagi cerita dan cara
Bukan memonopoli mau sendiri dan mimpi kosong
Bukan dengan memaksakan kehendak dengan bedil
Bukan dengan menindas kelompok yang tidak disuka
Bukan dengan membungkam barisan seberang
*
Anasir-anasir negara dan korporasi berkelindan
Mewujudkan mimpi mereka sendiri
Merampas tanah rakyat
Membungkam suara nurani
Mengeruk kekayaan negeri untuk membangun kerajaan lewat politik dinasti
Mereka membentuk kawanan rayap dan kecoak bertaring tajam
Mengusik rumah kita, Rumah Indonesia
*
Mereka kian menggerogoti segala penjuru rumah kita
Menyerang fondasi
Mengacak-acak pilar-pilar bangunan
Membombardir atap
Tak pelak, Rumah Indonesia mulai oleng
*
Dentuman drum
Lengkingan gitar
Alunan dan pekik penyanyi
Entakan kaki-kaki penonton
Membuat kawanan rayap dan kecoak
Pekak dan tuli
Pandangan matanya merabun
Sekujur tubuhnya kuyu
Dengan lemah lunglai, mereka mengambil langkah seribu terbirit-birit
Meninggalkan arena
*
Kini saatnya
Kita kembali menata Rumah Indonesia
Memperkuat fondasi
Mereparasi pilar-pilar
Dan menambal kebocoran
Untuk mewujudkan Indonesia baru
Mewariskan kejayaan bagi generasi mendatang
*
Saatnya
Kejujuran
Yang memimpin
Bangsa ini
***