Mekongganews.id, KOLAKA – Puasa bukan berarti kita bermalas-malasan. Penting untuk tetap berolahraga dan bergerak.
Selama puasa, kapan saja jadwal olahraga yang cocok? 80% populasi manusia kurang melakukan aktivitas fisik.
Dalam kondisi makan/minum normal, World Health Organization (WHO) menyarankan agar orang dewasa dengan usia antara 18 – 64 tahun sebaiknya melakukan aktivitas intensitas sedang (jalan cepat, bersepeda, berenang, menari) dalam durasi antara 150 – 300 menit; atau olahraga intensitas tinggi (mountain climbers, jumping jacks, high knees, push-up) selama 75 – 150 menit per minggu.
Dania Iriyani, Marketing Manager Fisik Sport mengatakan olahraga atau aktivitas fisik akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh terutama jantung, mengurangi kemungkinan terjadinya depresi, serta meningkatkan kemampuan berpikir.
“Sehingga melakukan olahraga secara teratur penting untuk dilakukan oleh setiap orang,” katanya.
Olahraga di Bulan Puasa
Trainer Olahraga, FX Mario, mengatakan bahwa ada tiga waktu olahraga yang dapat dipilih selama bulan Ramadhan.
Olahraga sebelum buka puasa
Olahraga setelah buka puasa
Olahraga sebelum sahur
“Bagi yang memilih untuk berolahraga sesudah sahur, bisa dilakukan saat sudah terbiasa berpuasa sehingga tidak mengganggu aktivitas di sepanjang hari,” tambah founder Garuda Infinite Fit Camp tersebut.
Jenis Olahraga saat Puasa
Untuk jenis latihan yang bisa dilakukan saat berpuasa adalah olahraga intensitas ringan seperti jalan santai, atau angkat beban dengan pengurangan berat dan penambahan repetisi.
Jika ingin melakukan olahraga dengan intensitas tinggi, FX Mario menyarankan untuk dilakukan 1 – 2 jam setelah berbuka puasa.
“Namun harus diperhatikan agar olahraga di malam hari tersebut tidak mengganggu siklus tidur, karena istirahat cukup lebih penting daripada memaksakan diri untuk melakukan olahraga berat,” tambahnya.
Intensitas ringan bukan berarti Anda bisa berolahraga tanpa alas kaki.
Dania menyarankan untuk memilih sepatu sesuai dengan tipe olahraga yang akan kita lakukan.
“Seperti olahraga lari misalnya. Selain disesuaikan dengan area tempat kita melakukan latihan, sepatu lari juga harus berbobot ringan (184 – 368 gram), berukuran satu nomor lebih besar daripada ukuran sepatu yang biasa kita pakai, dan memiliki cushion atau bantalan cukup untuk menyerap beban saat berlari,” katanya.
Olahraga angkat beban sendiri, memerlukan tipe sepatu yang berbeda.
Latihan angkat beban memerlukan sepatu yang dilengkapi dengan sol tipis dan datar, agar dapat memberikan keseimbangan dan stabilitas pada saat kaki menopang beban.
Sol tipis dan datar juga membantu kaki untuk lebih dekat dengan lantai, sehingga tenaga terdistribusikan secara lebih merata.
Maka olahraga akan lebih nyaman.