Harita Nickel, Tambang Indonesia Pertama yang Diaudit IRMA

- Editor

Rabu, 9 Oktober 2024 - 17:15 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Smelter Nickel Harita Nickel. (Foto: Tangkapan Layar)

Smelter Nickel Harita Nickel. (Foto: Tangkapan Layar)

Mekongganews.id, KOLAKA – PT Trimegah Bangun Persada Tbk. atau Harita Nickel menjadi perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi pertama di Indonesia yang secara resmi berkomitmen untuk diaudit oleh Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).

Direktur Eksekutif IRMA, Aimee Boulanger, mengungkapkan hal tersebut dalam siaran pers IRMA, Selasa (8/10/2024).

“Dengan mengajukan diri agar operasi pertambangannya diaudit secara independen dengan standar pertambangan global yang paling ketat di dunia, Harita Nickel menjadi contoh transparansi operasional pertambangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia,” ujar Aimee.

Menurutnya, Harita akan memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan yang terdampak. Mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk berinteraksi dengan perusahaan mengenai cara mendorong agar pertambangannya lebih bertanggung jawab.

“Ini merupakan momen yang tepat, mengingat pentingnya peran nikel dalam mendukung transisi energi dan permintaan dari pembeli di hilir untuk mendapatkan nikel yang ditambang secara lebih bertanggung jawab, khususnya untuk sektor otomotif dan energi terbarukan,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Septian Hario Seto, mengungkapkan, komitmen Harita Nickel untuk menjalani audit IRMA yang ketat mencerminkan dedikasi mereka terhadap praktik penambangan yang bertanggung jawab di Indonesia.

Pihaknya sangat mengapresiasi inisiatif Harita, yang bukan hanya menjadi tolok ukur bagi industri, tetapi juga mendukung visi pemerintah untuk sektor pertambangan yang lebih transparan serta bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial.

“Upaya ini menggarisbawahi pentingnya penyelarasan industrialisasi nasional dengan standar global, memastikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan kita,” ungkap Septian Hario Seto dalam keterangannya.

Sementara, Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, menekankan, audit ini akan memberikan keyakinan kepada para konsumennya bahwa nikel yang mereka dapatkan telah memenuhi standar yang diharapkan.

“Kami ingin para pembeli yakin bahwa mereka membeli nikel yang didapatkan secara bertanggung jawab,” kata Roy.

Dengan menjalani audit IRMA ini, Harita Nickel bertujuan untuk menyelaraskan operasinya dengan praktik terbaik dan mengidentifikasi ruang untuk perbaikan yang berkelanjutan bersama para pemangku kepentingan terdampak dan pemegang hak terkait.

“Kami berkomitmen untuk melakukan penyelarasan dengan standar internasional untuk penambangan yang bertanggung jawab dalam jangka panjang,” ujarnya.

IRMA adalah standar pertambangan sukarela yang menjelaskan praktik terbaik untuk melindungi masyarakat dan lingkungan.

Proses penjaminan untuk mengukur tambang terhadap standar tersebut dan merupakan organisasi yang dikelola secara setara oleh perwakilan dari enam sektor pemangku kepentingan yang terdampak –masyarakat, buruh terorganisasi, LSM, keuangan, pembeli, dan perusahaan pertambangan—yang mengendalikan standar dan proses jaminan.

“Harita Nickel memproduksi bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik–dengan memproses dan memurnikan limonit menggunakan teknologi high pressure acid leach (HPAL) untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP), yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi nikel sulfat (NiSO4) dan kobalt sulfat (CoSO4),” pungkasnya (*)

Berita Terkait

Indonesia dan Arab Saudi Bersinergi Tingkatkan SDM Industri
Tok! Pemerintah Resmi Tetapkan 1 Syawal 1446 H Pada 31 Maret 2025
Demonstran Dirikan Kemah di Depan DPR Jelang Pengesahan Revisi UU TNI
Ketua DPR RI Angkat Bicara soal Penjagaan Koopssus TNI di Hotel Fairmont
Presiden Prabowo Bakal Bentuk Koperasi Desa Merah Putih
Perbedaan Awal Puasa di Indonesia dan Singapura-Brunei, Ini Penjelasan Menteri Agama
Presiden Prabowo Janji Bersihkan Korupsi Pertamina dan Bela Rakyat
Megawati Instruksikan Kepala Daerah PDIP Larang Ikut Retreat Usai Hasto Ditahan

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 10:07 WITA

Indonesia dan Arab Saudi Bersinergi Tingkatkan SDM Industri

Sabtu, 29 Maret 2025 - 20:20 WITA

Tok! Pemerintah Resmi Tetapkan 1 Syawal 1446 H Pada 31 Maret 2025

Kamis, 20 Maret 2025 - 01:54 WITA

Demonstran Dirikan Kemah di Depan DPR Jelang Pengesahan Revisi UU TNI

Senin, 17 Maret 2025 - 22:40 WITA

Ketua DPR RI Angkat Bicara soal Penjagaan Koopssus TNI di Hotel Fairmont

Selasa, 4 Maret 2025 - 05:49 WITA

Presiden Prabowo Bakal Bentuk Koperasi Desa Merah Putih

Sabtu, 1 Maret 2025 - 01:35 WITA

Perbedaan Awal Puasa di Indonesia dan Singapura-Brunei, Ini Penjelasan Menteri Agama

Rabu, 26 Februari 2025 - 20:02 WITA

Presiden Prabowo Janji Bersihkan Korupsi Pertamina dan Bela Rakyat

Jumat, 21 Februari 2025 - 09:16 WITA

Megawati Instruksikan Kepala Daerah PDIP Larang Ikut Retreat Usai Hasto Ditahan

Berita Terbaru


Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Alkhorayef (kanan) bersama Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan (kiri). (Foto: Istimewa)

Nasional

Indonesia dan Arab Saudi Bersinergi Tingkatkan SDM Industri

Sabtu, 19 Apr 2025 - 10:07 WITA