Mekongganews.id, KOLAKA – Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menggelar prosesi wisuda ke-78 dengan penuh haru dan rasa syukur di gedung Braja Mustika, Bogor. Sebanyak 531 wisudawan yang terdiri dari program sarjana, magister, dan doktor, telah berhasil menyelesaikan pendidikan mereka.
Sidang senat luar biasa ini dibuka oleh Prof. KH. Didin Hafidhuddin, M.S. selaku Ketua Senat UIKA Bogor dengan tiga ketukan palu sidang, diikuti oleh sambutan dari Rektor Universitas Ibn Khaldun Bogor, Prof. Dr. H.E. Mujahidin, M.Si.
Dalam sambutannya, Rektor UIKA menyampaikan berbagai prestasi yang telah diraih UIKA dalam satu tahun terakhir. Peningkatan jumlah pendaftar mahasiswa baru mencapai 3.199 orang, dengan 2.017 diantaranya diterima. Selain itu, UIKA berhasil memperoleh berbagai beasiswa dari instansi pemerintah dan swasta, serta capaian akreditasi unggul pada tingkat sarjana, magister, dan doktor.
UIKA juga mencatatkan enam profesor baru, hibah penelitian dan PkM dari Kemendikbudristek, serta sertifikasi ISO 9001:2015 dan 21001:2018. Prestasi ini membawa Rektor UIKA menjadi Rektor terbaik kedua se-Indonesia pada tahun 2023 dan menempatkan UIKA sebagai salah satu dari 10 kampus swasta terbaik di Jawa Barat.
“Nikmat yang diperoleh ini karena kedekatan kita kepada Allah yang memberikan petunjuk,” ujar Rektor UIKA dalam sambutannya.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Yayasan Pendidikan Ibn Khaldun Bogor, Kopertais Wilayah 2, dan Kepala LLDIKTI IV Jawa Barat, serta pembacaan SK Wisudawan/Wisudawati Program Doktor, Magister, dan Sarjana. Sesi wisuda dimulai dengan 13 lulusan doktor program studi PAI dan dilanjutkan dengan 46 wisudawan magister.
Salah satu wisudawan yang meraih predikat Magna Cumlaude adalah Dr. Askar Patahuddin dari Makassar dengan IPK 3,97. Disertasinya berjudul “Konsep Pendidikan Tinggi Islam Moh. Natsir dan Implementasi di Indonesia Dalam Konteks Keumatan” merumuskan enam tahapan pendidikan tinggi menurut Moh. Natsir: dasar pendidikan adalah tauhid, penguasaan bahasa asing, integrasi ilmu dan Islam, desekularisme, multidisipliner ilmu, serta menjadi muballigh dan profesional.
Dr. Askar Patahuddin menegaskan pentingnya perguruan tinggi dalam melahirkan da’i/guru, pejuang, dan pemimpin sebagai penerus perjuangan Moh. Natsir.
“Maju dan bangkitnya suatu bangsa ditentukan oleh kesediaan guru-guru yang siap berkorban untuk bangsanya,” kata Natsir dalam capita selecta-nya. Beliau juga menekankan pentingnya muballigh yang siap diutus ke daerah terpencil untuk mendakwahkan Islam dan melawan sekularisme, kristenisasi, serta nativisasi.
Momen wisuda ini diharapkan menyadarkan pentingnya worldview Islam dalam menyelesaikan problematika pendidikan di Indonesia, sehingga para lulusan dapat mengisi posisi di tengah umat dan bangsa.
Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung program pendidikan kaderisasi Ulama dan setiap program pencetakan da’i dan muballigh di Indonesia, khususnya kepada Laznas Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia yang telah membiayai program PKU Doktor ini, serta kepada ust Dr.(C.). H. Ade Salamun, Kang Agung (CEO SalamuNetwork), dan Dr. Budi Handrianto, M.Pd. selaku ketua program PKU DDII. Jazakumullahu Khairal Jaza’ (semoga Allah membalas yang terbaik, Amiin yaa Rabbal Alamin).