Mekongganews.id, KOLAKA- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mendampingi Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada tanggal 8-10 November 2024.
Kunjungan kenegaraan perdana ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kerja sama Indonesia-Tiongkok dalam berbagai bidang, termasuk investasi. Presiden Prabowo melakukan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping. Kedua pemimpin sepakat untuk mempererat hubungan antara Indonesia-RRT yang telah terjalin dengan baik.
“Kita telah hidup berdampingan selama berabad-abad, dan budaya serta masyarakat kita telah saling berhubungan selama bertahun-tahun,” ungkapnya seperti dilansir dari siaran pers yang diterima nikel.co.id pada Selasa (12/11/2024).
Di hari yang sama, Presiden Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang dan Ketua Kongres Rakyat Nasional RRT, Zhao Leji, di Great Hall of the People dalam pertemuan yang terpisah. Kedua pertemuan ini menegaskan komitmen Indonesia untuk mempererat persahabatan dan kerja sama strategis dengan RRT di berbagai sektor, termasuk investasi, pendidikan, dan pemberantasan kemiskinan.
Salah satu agenda dalam kunjungan kenegaraan di Beijing adalah bertemu dengan pelaku usaha pada acara Indonesia-China Business Forum (ICBF) yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok di Hotel The Peninsula, Beijing.
ICBF dihadiri oleh lebih dari 200 pengusaha dan pimpinan perusahaan yang berasal dari RRT dan Indonesia. Kegiatan temu usaha ini menghasilkan nota kesepahaman kerja sama investasi antara beberapa perusahaan Indonesia dan RRT, dengan total nilai komitmen mencapai US$10,07 miliar, di antaranya di bidang kesehatan, bioteknologi, manufaktur, energi terbarukan, ketahanan pangan, dan keuangan.
Rosan mengungkapkan bahwa forum bisnis ini menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia dan RRT untuk semakin mempererat hubungan kerja sama, khususnya di bidang investasi. Para pengusaha yang hadir dapat menggali lebih dalam peluang-peluang investasi antar kedua negara
”Tiongkok menjadi salah satu investor yang konsisten menempati posisi atas di Indonesia. Dan seperti apa yang disampaikan Presiden Prabowo, Pemerintah Indonesia akan terus mendorong pada penciptaan iklim investasi yang kondusif dan fasilitas yang memadai bagi investor. Kunjungan kenegaraan kali ini menjadi momen penting bagi kedua negara untuk menggali potensi kerja sama khususnya di sektor investasi berkelanjutan dan hilirisasi,” ungkapnya.
Indonesia sudah menjalin hubungan diplomatik dengan RRT sejak tahun 1950. Hubungan ekonomi antara Indonesia dan RRT terus meningkat, terutama setelah berlakunya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok (ASEAN-China Free Trade Area) sejak awal 2010 dan sejak adanya Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-RRT pada tahun 2013.
Investasi RRT di Indonesia terus meningkat selama beberapa tahun terakhir, hal ini tercermin dengan meningkatnya posisi RRT dari peringkat ke-9 Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia pada tahun 2015, menjadi peringkat ke-2 terbesar pada tahun 2019. Sepanjang 2019 hingga September 2024, investasi RRT di Indonesia mencapai US$34,19 miliar atau 18% investasi asing di Indonesia.
Berdasarkan lokasi, investasi RRT lebih besar berada di luar Pulau Jawa (67%) dibanding Pulau Jawa (33%). Lokasi dengan investasi tertinggi adalah Sulawesi Tengah sebesar USD12,54 miliar (37%), Jawa Barat sebesar US$7,19 miliar (21%), Maluku Utara sebesar US$5,18 miliar (15%), Jakarta sebesar US$1,66 miliar (5%), dan Banten US$1,34 miliar (4%). (*)