Mekongganews.id, KOLAKA – Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar dilaporkan terbunuh dalam serangan Israel pada Rabu, 16 Oktober 2024 dalam sebuah operasi militer di Rafiah.
Mengutip dari Reuters, militer Israel telah mengkonfirmasi bahwa Sinwar telah dieliminasi. Sebelumnya, pasukan IDF sempat mengunggah pernyataan bahwa mereka tengah menyelidiki anggota Hamas yang terbunuh di Rafah yang diduga sebagai Sinwar.
“Setelah menyelesaikan proses identifikasi mayat, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah dieliminasi,” ujarnya pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Kematian Sinwar dipastikan setelah pihak IDF melakukan tes DNA terhadap jari pemimpin Hamas tersebut.
Mereka disebut bisa melakukan tes semacam itu karena Sinwar sempat dipenjara 20 tahun, sehingga mereka memiliki data tersebut.
Kejadian ini dianggap sebagai kesuksesan besar bagi Israel. Namun di sisi lain, perwakilan Iran di PBB mengatakan bahwa pembunuhan Yahya Sinwar justru akan mengarah pada penguatan perlawanan di wilayah tersebut.
“Semangat perlawanan akan diperkuat. Dia akan menjadi model bagi kaum muda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina,” tulis akun @Iran_UN dalam sebuah unggahan di X.
Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi, PM Israel Benjamin Netanyahu menjelaskan bahwa perang belum berakhir, namun Israel telah menyelesaikan urusannya dengan Sinwar.
Netanyahu menyebut kematian pemimpin Hamas tersebut sebagai tonggak penting dalam kemunduran Hamas.
“Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza,” ujarnya seperti yang ditulis Al Jazeera pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Ia mengatakan bahwa cahaya telah mengalahkan kegelapan di wilayah tersebut. Menurutnya, momentum tewasnya Sinwar adalah titik awal menuju berakhirnya perang.
“Ini bukan akhir perang di Gaza. Ini adalah awal dari akhir,” ujarnya. Netanyahu juga menyebut perang di Gaza bisa berakhir kapan saja, bahkan besok asalkan Hamas bersedia menyerah dan memulangkan seluruh sandera.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat mengatakan akan mengucapkan selamat atas kesuksesan tersebut.
“Saya akan segera berbicara dengan PM Netanyahu dan para pemimpin Israel lainnya untuk mengucapkan selamat kepada mereka, mendiskusikan cara untuk membawa pulang para sandera ke keluarga mereka, dan untuk mengakhiri perang ini untuk selamanya, yang telah menyebabkan begitu banyak kehancuran pada orang-orang yang tidak bersalah,” ujar Biden.
Di sisi lain, Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan bahwa ini adalah kesempatan untuk mengakhiri perang di Gaza.
“Keadilan telah ditegakkan. Sinwar bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang tak berdosa, termasuk para korban 7 Oktober dan para sandera yang terbunuh di Gaza,” ujarnya.
Yahya Sinwar digambarkan oleh Israel, AS, dan Inggris sebagai dalang di balik serangan pada 7 Oktober saat para militan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 orang.
Balasannya, militer Israel telah membunuh lebih dari 42.000 orang di Gaza sejak serangan tersebut. (*)