Mekongganews.id, KOLAKA – Indonesia diproyeksikan akan mencapai swasembada beras pada tahun 2024, menurut Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono.
Berdasarkan data proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bulan Agustus dan September, produksi beras nasional menunjukkan kenaikan yang signifikan.
“Produksi beras pada bulan Agustus diperkirakan mencapai 2,84 juta ton, sementara pada bulan September mencapai 2,87 juta ton. Perkiraan untuk bulan Oktober juga cukup tinggi, yakni 2,59 juta ton,” ujar Sudaryono dalam pernyataannya di Gedung Parlemen Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.
Ia menambahkan bahwa kenaikan ini merupakan hasil dari upaya refocusing anggaran yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan), khususnya terkait program pompanisasi dan optimasi lahan rawa yang telah dilaksanakan secara intensif sepanjang tahun ini.
Program ini bertujuan untuk memperluas areal tanam (PAT) guna mewujudkan swasembada pangan sekaligus menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Sudaryono optimis bahwa peningkatan produksi beras akan terus berlanjut. “Diharapkan produksi akan terus meningkat sehingga kita betul-betul mampu menekan impor dan mencapai swasembada,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa capaian swasembada di era Presiden Joko Widodo ini dapat dibandingkan dengan era Presiden Soeharto.
Menurutnya, swasembada di masa Soeharto, seperti pada tahun 1984, dicapai dengan impor sebesar 400 ribu ton untuk kebutuhan lebih dari 100 juta penduduk.
“Sedangkan di era pemerintahan saat ini, kita berhasil mencapai swasembada pada tiga periode berturut-turut, yakni 2017-2019 dan 2020, tanpa adanya impor beras medium, meski jumlah penduduk sudah mencapai 200 juta orang,” jelas Amran.
Dengan perbandingan tersebut, Amran mengakui kebijakan pangan di era Soeharto sangat baik, namun kebijakan di era Presiden Jokowi juga tidak kalah hebat.
Ia juga memaparkan bahwa pada periode pertama pemerintahan Jokowi, surplus produksi beras mencapai 1,9 juta ton hingga 2,85 juta ton.
Menurut Amran, kesuksesan ini merupakan hasil dari kebijakan anggaran yang fokus pada pemenuhan kebutuhan petani, baik melalui penyediaan sarana pertanian seperti benih dan pupuk, maupun melalui intensifikasi dan mekanisasi dengan pemberian bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan).