Prof. Irwandy Arif: Penerapan ESG Kunci Hapus Stigma ‘Nikel Kotor’ Indonesia

- Editor

Rabu, 31 Juli 2024 - 18:58 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Prof. Irwandy Arif. (Foto: Istimewa)

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Prof. Irwandy Arif. (Foto: Istimewa)

Mekongganews.id, KOLAKA – Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwandy Arif, menegaskan bahwa stigma negatif yang sering dikaitkan dengan pengolahan nikel Indonesia dapat dihapus dengan penerapan praktik Environment, Social, dan Governance (ESG) yang baik dan benar dalam industri ekstraktif.

“Ada stigma bahwa nikel Indonesia itu nikel ‘kotor’ yang sering diberitakan di luar negeri, namun hal ini belum tentu benar. Sejauh ini, beberapa tambang nikel di Indonesia sudah menerapkan ESG dengan baik. Jadi itu bisa menghapus stigma negatif tersebut,” ujar Irwandy, yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Selasa (30/7).

Irwandy menjelaskan bahwa penerapan ESG sudah dilakukan dengan baik oleh sejumlah perusahaan ekstraktif berskala besar. Beberapa perusahaan nikel yang beroperasi di Indonesia, seperti PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Vale Indonesia Tbk, dan Eramet Indonesia, disebutnya sebagai contoh yang telah menerapkan ESG dengan baik.

“Saya pikir kalau semacam Eramet, Vale, Antam, itu pasti sudah menerapkan ESG dengan baik. Sekarang hanya tinggal bagaimana monitoring dari pemerintah secara berkelanjutan. Saya kira kita tidak perlu meragukan untuk hal itu,” jelasnya.

Namun, Irwandy menekankan bahwa perusahaan-perusahaan menengah ke bawah masih memerlukan perhatian khusus dari pemerintah Indonesia. Meskipun tidak menyebut nama perusahaan tertentu, ia menegaskan bahwa implementasi ESG dapat membuat perusahaan ekstraktif Indonesia menjadi bagian dari tren global.

Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendorong penerapan ESG di setiap perusahaan ekstraktif. “Iya dong sangat penting implementasi dari ESG ini dalam industri ekstraktif,” katanya, menegaskan bahwa praktik ESG yang baik bisa menjadi upaya untuk melawan kampanye negatif terhadap produk industri minerba Indonesia.

Terkait standar penerapan ESG, Irwandy menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki standar yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa ESG diterapkan dengan baik.

Ia mengapresiasi penggunaan standar IRMA (Initiative for Responsible Mining Assurance) oleh Eramet, perusahaan tambang nikel asal Prancis yang menjadi salah satu perusahaan pertama yang menerapkan standar IRMA di Indonesia.

Menurut Irwandy, standar IRMA merupakan jawaban atas permintaan global terhadap praktik pertambangan yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

IRMA menyediakan verifikasi dan sertifikasi independen dengan standar komprehensif untuk semua material yang ditambang, menjadi ‘one-stop coverage’ untuk berbagai isu terkait dampak tambang skala industri.

Selain IRMA, Irwandy juga menyebut adanya standar penilaian ESG lainnya seperti IFRS (International Financial Reporting Standards), IFRS S1 dan S2, serta ICMM (International Council on Mining and Metals), yang digunakan oleh perusahaan ekstraktif dalam memastikan implementasi ESG yang baik. (*)

 

Berita Terkait

Masuki Tahap Akhir, Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group Siap Memproduksi Feronikel Rendah Karbon
Daftar Lengkap Pengurus BPI Danantara, Ada CEO PT Vale Febriany Eddy
Smelter ‘Merah Putih’ Segera Beroperasi, Pangdam XIV Hasanuddin Pastikan Keamanan Investasi Ceria Group
Smelter Merah Putih Ceria Group Segera Beroperasi, Dukung Asta Cita Prabowo
KADIN Kolaka Dukung Penuh Investasi Smelter Merah Putih Ceria
Mensesneg Jelaskan Alasan LPG 3 Kg Tak Lagi Dijual di Warung
Munas Konsolidasi Sukses, Rosan Roeslani Tegaskan Tidak Ada Dualisme di Kadin
Cara Ubah Sampah Jadi Uang di Bank Sampah “Macaka” KPL Wolo

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 01:48 WITA

Masuki Tahap Akhir, Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group Siap Memproduksi Feronikel Rendah Karbon

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:26 WITA

Smelter ‘Merah Putih’ Segera Beroperasi, Pangdam XIV Hasanuddin Pastikan Keamanan Investasi Ceria Group

Jumat, 28 Februari 2025 - 10:13 WITA

Smelter Merah Putih Ceria Group Segera Beroperasi, Dukung Asta Cita Prabowo

Kamis, 13 Februari 2025 - 20:27 WITA

KADIN Kolaka Dukung Penuh Investasi Smelter Merah Putih Ceria

Minggu, 2 Februari 2025 - 14:52 WITA

Mensesneg Jelaskan Alasan LPG 3 Kg Tak Lagi Dijual di Warung

Jumat, 17 Januari 2025 - 07:14 WITA

Munas Konsolidasi Sukses, Rosan Roeslani Tegaskan Tidak Ada Dualisme di Kadin

Kamis, 2 Januari 2025 - 21:42 WITA

Cara Ubah Sampah Jadi Uang di Bank Sampah “Macaka” KPL Wolo

Sabtu, 21 Desember 2024 - 13:22 WITA

Tarif PPN Naik Jadi 12 Persen, Ekonom Peringatkan Risiko Inflasi

Berita Terbaru


Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Alkhorayef (kanan) bersama Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan (kiri). (Foto: Istimewa)

Nasional

Indonesia dan Arab Saudi Bersinergi Tingkatkan SDM Industri

Sabtu, 19 Apr 2025 - 10:07 WITA