Mekongganews.id, KOLAKA – Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, menegaskan bahwa sesuai Instruksi Presiden RI (Inpres) Joko Widodo (Jokowi) Nomor 7 Tahun 2022, seluruh pemerintah pusat, daerah, lembaga, serta perusahaan BUMN diwajibkan menggunakan kendaraan listrik.
Langkah ini diyakini akan menciptakan potensi pasar kendaraan listrik yang sangat besar di masa depan.
Hal tersebut disampaikan Moeldoko dalam pidato sambutan pembukaan acara International Battery Summit (IBS) 2024 yang diadakan oleh National Battery Research Institute (NBRI) di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (29/7/2024).
“Sekarang, Inpres No. 7 tahun 2022 dijalankan untuk penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas operasional dan/atau kendaraan dinas pribadi atau kendaraan dinas perorangan, instansi pemerintah pusat dan daerah,” ungkap Moeldoko dalam sambutannya tersebut.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diberlakukan sejak 13 September 2022.
“Jadi semua kendaraan dinas instansi pemerintahan itu nanti akan diganti secara bertahap menjadi kendaraan listrik. Seperti itu, bisa dibayangkan marketnya akan sangat besar,” ujarnya.
Moeldoko menegaskan bahwa instruksi ini mewajibkan penggunaan kendaraan berbasis listrik untuk semua kementerian, pemerintah pusat dan daerah, termasuk perusahaan BUMN.
Selain itu, ia memaparkan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi pemain global dalam industri kendaraan listrik, terutama dengan sumber daya nikel sebagai bahan bakunya. Nikel dijadikan bahan utama untuk baterai kendaraan listrik EV, namun banyak bahan baku lain juga diperlukan.
“Untuk mengenai ekosistem kendaraan listrik EV, pemerintah Indonesia telah membentuk work company yaitu namanya Indonesia Battery Company (IBC),” paparnya.
Moeldoko menuturkan bahwa IBC dibentuk dari integrasi empat perusahaan BUMN yang menjadi pemegang saham, yaitu PT Mining Industry Indonesia (Mind Id) Tbk., PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., PT Pertamina Tbk., dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Jadi empat perusahaan ini bergabung menjadi satu untuk mendirikan IBC dalam rangka membangun industri baterai Indonesia,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki posisi vital dalam industri baterai terintegrasi, dengan potensi pasar yang sangat strategis sebagai salah satu negara ekonomi besar di dunia.
Penjualan kendaraan listrik roda dua diproyeksikan mencapai 8 juta unit pada tahun 2025, sedangkan kendaraan roda empat atau mobil listrik diperkirakan mencapai 2 juta unit.
“Beberapa tahun lalu kita masih kesulitan mencari atau membeli mobil listrik tapi sekarang sudah bermunculan, sangat kompetitif dan berbagai merek-merek baru sudah mulai ada di Indonesia,” urainya.
Moeldoko menegaskan bahwa pengembangan proyek baterai di Indonesia menjadi penting untuk penyimpanan energi baterai, yang akan terus meningkat di masa depan.
“Penyimpanan baterai domestik diperkirakan tumbuh dari 20Giga pada tahun 2030 hingga 59Giga pada tahun 2035 dengan bantuan Annual Group BRICS 20Giga, IBC sebesar 10Giga,” tegasnya.